MEDAN DAN KONDISI BALAP SEPEDA JALAN RAYA

Written By iqbal_editing on Senin, 08 Agustus 2016 | 18.38

edan dan kondisi

Untuk menciptakan lintasan yang lebih selektif, sebuah tahapan seringkali dilengkapi dengan bagian sulit seperti tanjakan terjal, turunan cepat, atau kadang kala permukaan yang sangat teknis (seperti jalur paving yang digunakan di balap Paris–Roubaix). Juga cuaca juga menjadi faktor penentu. Pembalap kuat dapat meninggalkan pembalap lebih lemah pada bagian tersebut, mengurangi jumlah pesaing yang dapat memenangkan pertandingan.

Tanjakan

Tanjakan merupakan tempat yang bagus bagi seorang pembalap tunggal untuk mencoba memisahkan diri dari kelompok, karena kecepatan berkendara yang lebih rendah scara signifikan mengurangi keuntungan menguntit di dalam kelompok. Pembalap tersebut dapat memperbesar jarak pada saat menurun karena menuruni bukit sendiri di luar kelompok memungkinkan ruang bermanuver lebih banyak dan akhirnya memberikan kecepatan lebih tinggi dibandingkan di dalam kelompok. Sebagai tambahan karena kelompok pembalap akan menjaga jarak demi keselamatan, keuntungan drafting akan berkurang juga. Jika aksi ini dilakukan saat berada dekat dengan target (kelompok terdepan atau garis finish), berkendara dalam jalan datar tidak cukup jauh untuk membiarkan efek drafting bekerja maksimal (di mana akan berfungsi sepenuhnya) yang membuat kelompok utama dapat mengejar, maka pembalap tersebut akan berhasil.

Angin samping

Kondisi angin dapat membuat sebuah lintasan mudah menjadi selektif. Angin samping, membuat pembalap pelingung harus berada posisi diagonal di sekitar pembalap utama. Dengan memisahkan diri pada saat tersebut, menguntit pembalap akan sulit dilakukan dari belakang, sehingga pembalap yang lebih lemah akan tertinggal dan peloton akan terpecah. Mengambil keuntungan ini jarang sekali dilakukan di balap tahapan karena banyak alasan, namun umum menjadi penentu di balap satu hari, khususnya di Belgia dan Belanda.

Kecepatan

Selain harus memiliki stamina yang bagus, pembalap yang sukses harus mengembangkan kemampuan mengendalikan sepeda yang sempurna karena harus mengendarai sepeda dalam kecepatan tinggi dalam jarak yang sangat dekat dengan sekumpulan pembalap lain. Pembalap individu dapat mencapai kecepatan 110 km/h (68 mph) saat menuruni jalanan pegunungan dan mungkin mencapai kecepatan 60–80 km/jam (37–50 mph) saat sprint terakhir menjelang garis finish.

Gruppetto

Dalam balap yang lebih terorganisir, sebuah mobil penyapu mengikuti pembalap di belakang untuk mengangkut pembalap yang tertinggal terlalu jauh. Dalam balap tahapan profesional, terutama di Tour de France, pembalap yang tidak dalam posisi memenangkan balapan atau bertugas membantu rekannya, akan berusaha mencatat waktu dengan prosentase tertentu dari catatan waktu pemenang untuk diizinkan kembali membalap di keesokan harinya. Seringkai pembalap yang berada dalam situasi sama akan bekerja sama untuk mengurangi usaha yang dibutuhkan untuk mencapai garis finish sebelum batasan waktu; kelompok pembalap ini dikenal sebagai gruppetto atau autobus. Dalam balap satu hari, pembalap yang tidak lagi mempengaruhi hasil akhir umumnya akan mengundurkan diri, meskipun mereka tidak cedera atau mampu mencapai garis finish.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik