Written By iqbal_editing on Senin, 19 Juni 2017 | 03.09
Lawan
yang ditundukkannya di Rotterdam adalah Bohdan Ulihrach, sedangkan yang
menghentikan lajunya adalah Rafael Nadal, yang saat itu masih berusia
19 tahun.
Catatan 56 kemenangan beruntun di lapangan keras itu masih menjadi
yang terpanjang di Era Open. Rekor Federer bakal terasa lebih
mengesankan jika melihat fakta hampir 70 persen pertandingan tenis saat
ini dimainkan di lapangan keras. Hal itu membuktikan dominasi Federer
pada masa kejayaannya dan keahliannya di outdoor maupun indoor.
1
24 Kemenangan Beruntun di Final
Saat berada di puncak performa, Federer benar-benar sulit dihentikan. Terbukti, dia mampu mencapai final dalam 24 turnamen beruntun, pada periode 2003 hingga 2005.
Rekor kemenangan di 24 final beruntun yang dibukukan Roger Federer dimulai dengan kemenangan atas Carlos Moya. (SportsKeeda.com)
Laju gemilang tersebut dimulai di final ATP Wina pada 2003, saat
mengalahkan Carlos Moya, kemudian berakhir di final Tennis Masters Cup
2005. Kala itu dia dikalahkan David Nalbandian dalam pertandingan lima
set yang super ketat.
Rekor kemenangan beruntun di final pada era Open sebelumnya dipegang
bersama Bjorn Borg dan John McEnroe. Gara-gara laju gemilang tersebut,
Federer juga dinobatkan sebagai petenis pria pertama yang memenangi
minimal 10 titel dalam semusim tanpa kalah di final.
2
Jadi Unggulan Pertama dalam 3 Olimpiade Beruntun
Bukti sahih awetnya kehebatan Federer di level tertinggi adalah fakta
dia menduduki peringkat 1 dunia dan menjadi unggulan pertama di tiga
Olimpiade beruntun, pada 2004 (Athena), 2008 (Beijing), dan 2012
(London).
Namun, bukan berarti di Federer selalu berdiri nyaman di peringkat
pertama. Dalam periode delapan tahun kejayaannya, posisi terhormat itu
sempat diambil alih Rafael Nadal dan Novak Djokovic. 24 Kemenangan Beruntun Vs Lawan Berperingkat 10 Besar Dunia
Rekor
24 kemenangan beruntun yang dibukukan Roger Federer melawan petenis
berperingkat 10 besar dimulai pada 2003 saat mengalahkan Andre Agassi.
(Sportskeeda.com)
Rekor Federer lainnya yang diprediksi bakal sulit dipatahkan adalah
kehebatannya saat menghadapi petenis berperingkat 10 besar. Terbukti,
dia tak pernah kalah dari lawan elite sejak Oktober 2003 hingga Januari
2005.
Prestasi gemilang itu diawali saat mengalahkan Andre Agassi
(berperingkat lima) di Tennis Masters Cup 2003, kemudian berakhir di
tangan Marat Safin (peringkat empat) di semifinal Australia Terbuka
2005.
Pemain lawan papan atas yang menjadi korbannya dalam periode gemilang
itu antara lain Lleyton Hewitt, Carlos Moya, Andy Roddick, Gaston
Gaudio, Marat Safin, dan Juan Carlos Ferrero, serta Agassi. 237 Pekan Beruntun di Peringkat 1 Dunia
Supremasi Federer yang paling kasat mata adalah saat menduduki
peringkat satu dunia dalam waktu yang sangat lama, tepatnya 237 pekan.
Periode tersebut dimulai pada 2 Februari 2004 dan berakhir pada 17
Agustus 2008. Dominasinya berhenti setelah posisi terhormat itu diambil
alih petenis Spanyol, Rafael Nadal.
0 komentar:
Posting Komentar