Daftar isi
Kehidupan awal
Rachman adalah anak ketiga dari sembilan bersaudara dari pasangan H. Suhaimat (ayah, seorang PNS di Merauke) dan Siti Maryam (ibu, petani di Merauke). Semasa kecil, Rachman adalah seorang anak yang bandel. Berkelahi, tidur di jalan, menggelandang di pasar, bahkan pengalaman dipenjara sudah bukan hal asing bagi Rachman saat itu. Kemudian, suatu saat dia berpikir, kenapa kenakalannya tersebut tidak disalurkan lewat olahraga tinju.Karier
Awal karier
Rachman kemudian memutuskan bergabung dengan sebuah sasana tinju amatir di Merauke saat dia kelas 1 SMP (sekitar usia 13 tahun). Namun sampai lulus SMEA pada usia 19 tahun, Rachman hanya melulu berlatih, tanpa pernah sekalipun bertanding.Akhirnya Rachman membulatkan tekad untuk berkelana ke tanah Jawa, dan dia "terdampar" di kota Surabaya (tahun 1991). Di kota Pahlawan itu, Rachman mencoba bergabung dengan sasana Pirih milik pelatih dan promotor tinju Eddy Pirih. Karena usianya sudah menginjak 20 tahun, dan dianggap terlambat untuk memulai karier di tinju, Eddy Pirih menolak Rachman bergabung di sasananya. Namun Rachman tidak putus asa, dan akhirnya ia diberi kesempatan sparring dengan para petinju dari Sasana Pirih. Melihat kemampuan, bakat dan minat Rachman yang sangat besar terhadap tinju, akhirnya dia diterima berlatih di Sasana Pirih.
Pada tahun 1993 M. Rachman mengawali karier di tinju profesional, tanpa sekalipun bertanding di jenjang amatir, saat dia menang angka 4 ronde atas Muhammad Daud.
Juara Nasional & Internasional
Pada tahun 1991, Rachman berhasil meraih gelar juara nasional kelas terbang mini, saat memukul KO juara bertahan Muhammad Sadik. Kemenangan demi kemenangan diraih Rachman, sampai akhirnya promotor kenamaan saat itu, Aseng, menandingkannya di tingkat internasional melawan petinju Filipina, Roger Mananquil. Rachman berhasil memukul KO Mananquil pada ronde 8 dan merebut gelar juara IBF Intercontinental (level Asia Pasifik) pada tahun 2000.Juara Dunia versi IBF
Setelah lebih dari 10 tahun berkecimpung di dunia tinju pro, Rachman berhasil merebut gelar juara dunia IBF kelas terbang mini, saat dia berhasil menundukkan petinju lincah dari Kolombia, Daniel Reyes (14 September 2004). Rachman tercatat sudah memperahankan gelarnya melawan Fahlan Sakreerin (Thailand) dengan technical draw pada 5 April 2005, dan menang KO ronde 6 atas Omar Soto (Meksiko) pada 6 Mei 2006.Pada 23 Desember 2006, Rachman kembali mempertahankan gelar dengan manis, saat memukul KO petinju Filipina Benjie Sorolla pada ronde ke-6. Sebuah kado manis tepat pada hari ulangtahunnya yang ke-35.
Kekalahan
Gelar tersebut kemudian akhirnya lepas saat Rachman dikalahkan dengan angka oleh petinju Filipina lainnya, Florante Condes yang berjuluk Little Pacquiao, pada 7 Juli 2007 di Studio IV RCTI, Jakarta. Rachman yang mengaku kehilangan konsentrasi akibat mangkirnya promotor Albert Reinhard Papilaya dan masalah perceraia dengan istri sebelumnya, sempat tersungkur dua kali (knockdown) pada ronde 3 dan 10 terkena pukulan keras Condes. Pertarungan Condes vs Rachman akhirnya dipromotori oleh Ndondo Sugiarto yang akhirnya mengambil alih dari Papilaya.Pasca kekalahan dari Condes, Rachman sempat mencoba menantang juara dunia WBC dari Thailand, Oleydong Sithsamerchai di Phuket, Thailand, pada bulan Mei 2009, namun Rachman kalah angka pasca terjadi benturan yang mengakibatkan luka di pelipis pada ronde 11.
Rachman sempat beberapa kali mengalami kekalahan, namun penampilannya yang masih prima membuat Rachman menarik para promotor di Thailand untuk mengundangnya bertanding, termasuk melawan juara dunia asal negara tersebut. Rachman sebetulnya kini bertinju sekadar sebagai hobi, karena dia kini berprofesi di bidang bisnis dan sedang berjuang untuk memulai bisnis promotor tinju.
Juara Dunia versi WBA
Dalam usia menjelang 40, Muhammad Rachman kembali mendapat tawaran untuk menantang juara dunia kelas terbang mini versi WBA Kwantai Sithmorseng di Bangkok, Thailand, 20 April 2011. Di luar dugaan semua orang, Rachman mampu tampil sangat bagus, dan berhasil memukul KO petinju tuan rumah yang berstatus sebagai juara bertahan tersebut pada ronde 9 dari rencana 12 ronde.Rachman mempertahankan gelar WBA tersebut untuk kali pertama melawan penantang peringkat 11 asal Thailad, Pornsawan Porpramook, 30 Juli 2011 di Cibubur, Jakarta. Sayang, Rachman kalah angka mayoritas secara kontroversial, sehingga gelarnya melayang.
Lain-lain
Saat ini, profesi utama Rachman adalah sebagai seorang pebisnis, juga sedang memulai usaha promotor tinju. Tinju adalah bagian dari kehidupannya, yang sebetulnya sudah akan ditinggalkan, namun adanya tawaran untuk menantang seorang juara dunia lagi membuatnya terus menekuni olahraga keras ini.Dia juga adalah seorang Sarjana Hukum lulusan Universitas Putra Bangsa
0 komentar:
Posting Komentar