Kuda
Pelana merupakan nomor yang tersulit dalam senam artistik putra.
Walaupun sensasinya kalah jauh dibanding dua alat pertama, namun semua
orang sepakat dalam hal kesulitannya. Rangkaian gerakan dalam kuda
pelana dirancang dari gerakan-gerakan di mana bagian bawah tubuh membuat
gerakan melingkar terus menerus di sekitar badan kuda, baik pada
pelananya maupun pada kulitnya (leather). Gerak melingkar ini terdiri dari dua macam, yaitu flank atau double leg circle dan Thomas Flair,
sedangkan bermacam-macam gerak yang banyak pada alat ini adalah
merupakan variasi dari kedua gerakan tadi, baik ditentukan oleh cara
pegangan, arah, atau teknik pergerakan yang berbeda. Alat kuda pelana
terbagi menjadi tiga bagian, yaitu ujung kuda-kuda, pommel atau
pelana, serta bagian di antara kedua pelana. Dalam peraturan, ketiga
bagian kuda pelana ini harus mendapatkan porsi yang sama besar,
diantaranya dengan adanya persyaratan khusus (special requirement)
yang mengharuskan setiap rangkaian perlu dilakukan di kedua ujung
kuda-kuda dan di atas pelana. Ciri utama pergerakan dalam kuda pelana
adalah keseimbangan, di samping, tentu saja, kekuatan. Keseimbangan ini
ditentukan oleh kerja tangan. Karenanya, dalam alat ini pesenam
berhubungan dengan keseimbangan dinamis sebagai alat penjaga pusat berat
badan di atas titik tumpu. Dan titik tumpu dalam alat ini adalah
tangan, tepatnya satu tangan. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap
pergerakan akan melibatkan tumpuan satu tangan, walaupun terjadi dalam
waktu yang sangat singkat. Semakin cepat gerak tangan dalam menerima dan
memindahkan berat badan, akan semakin baik hasil pergerakan tersebut.
Untuk memulai pembelajaran pada alat ini terlebih dahulu akan
diperkenalkan bermacam-macam tumpuan, serta gerakan-gerakan dasarnya.
1. Front Support (Tumpu Depan).
Tangan
ditempatkan pada kedua pelana dengan pergelangan tangan tepat di
atasnya. Siku terkunci lurus, bahu ditekan sebawah mungkin. Tubuh lurus,
kepala tegak dan tungkai, dari paha sampai ujung kaki, diluruskan
dengan kaki rapat. Paha bagian depan adalah bagian tubuh yang menyentuh
kuda-kuda, di samping kedua tangan yang bertumpu.
2. Rear Support (Tumpu Belakang)
Tumpuan ini adalah kebalikan dari tumpuan front support.
Dalam tumpuan ini pesenam membelakangi kuda-kuda dan paha bagian
belakang kontak dengan kuda-kuda. Jagalah agar badan tetap lurus, dan
tubuh, mulai dari bahu, perut, paha, hingga ujung kaki membentuk garis
lurus. (Catatan: Kedua jenis tumpuan di atas dalam kuda pelana di sebut tumpuan samping (side support), karena dengan bertumpu demikian pesenam menghadap ke samping. Side support ini biasanya dibedakan dengan cross support (tumpuan
silang) yang dicirikan dengan pelaksanaan tumpuan di ujung kuda-kuda,
sehingga pesenam menghadap ke ujung kuda yang lainnya.
3. Feint Support (Tumpuan Pura-pura)
Feint secara leterlek berarti pura-pura. Tapi tentunya yang dimaksud di sini dengan feint support tidak bisa diartikan benar-benar sebagai tumpuan pura-pura. Masalahnya, penulis belum menemukan padanan yang cocok untuk menamainya, maka biarlah kita artikan demikian, tanpa harus menyebutnya terlalu sering. Feint Support adalah sikap tumpuan yang merupakan persiapan untuk melakukan gerak flank (double leg circle).
Sikapnya secara keseluruhan adalah demikian: Bertumpu dengan kedua
tangan pada pelana menghadap ke salah satu ujung kuda-kuda, Kaki dibuka
lebar (mengangkang) dan menempatkan berat badan di salah satu tangan.
Pada sikap ini, selangkangan menyentuh lengan bawah dari lengan yang
bertumpu.
4. Straddle Feint Support (Tumpuan Kangkang)
Tumpuan ini mirip dengan feint support kecuali sementara melakukannya, kaki yang lain harus berada di antara kedua lengan yang bertumpu pada pelana dan menghadap ke depan. Dilihat dari kegunaannya, tumpuan jenis ini sangat sedikit sekali, kecuali sebagai tumpuan perantara sebelum sampai ke posis-posis tumpu depan atau belakang. Namun demikian, dari posisi tumpu ini, jika kaki yang di luar di pindahkan ke belakang, maka akan terjadi posisi kangkang depan yang akan diperlukan guna melakukan gerakan menggunting
4. Straddle Feint Support (Tumpuan Kangkang)
Tumpuan ini mirip dengan feint support kecuali sementara melakukannya, kaki yang lain harus berada di antara kedua lengan yang bertumpu pada pelana dan menghadap ke depan. Dilihat dari kegunaannya, tumpuan jenis ini sangat sedikit sekali, kecuali sebagai tumpuan perantara sebelum sampai ke posis-posis tumpu depan atau belakang. Namun demikian, dari posisi tumpu ini, jika kaki yang di luar di pindahkan ke belakang, maka akan terjadi posisi kangkang depan yang akan diperlukan guna melakukan gerakan menggunting
5. Single Leg Lift (Angkatan Kaki Tunggal)
Dari
posisi tumpu depan, pindahkan berat badan ke tangan kiri, bersamaan
dengan mengayunkan kaki kanan ke samping dan ke atas ke arah kanan.
Setelah mencapai titik tertinggi, mulai lah pindahkan berat badan ke
tangan kanan bersamaan dengan menurunkan kaki kanan tadi dan mengayunkan
kaki kanan dan kaki kiri secara bergantian ke arahnya masing-masing.
Setiap kali kaki mengayun ke samping, buatlah gerak dorong dari tangan
yang bebas dan melepas pegangan pada pelana sesaat. Hal ini dimaksudkan
untuk membangun irama ayunan serta membiasakan titik berat badan ditumpu
pada salah satu lengan. Mekanikanya: Pastikan bahwa pesenam mengayunkan
kakinya ke samping daripada ke depan dengan tetap menjaga pinggulnya
supaya tetap paralel dengan poros memanjang dari kuda-kuda. Ketinggian
dan keberaturan irama ayunan dapat dicapai dengan membiarkan kaki yang
turun mengayun cepat dan menendang kaki yang lain untuk mengayun ke
atas. Jadi terdapat saat yang memungkinkan kedua kaki saling bantu
memberi tenaga dorong satu sama lain.
Gerakan ini merupakan kelanjutan gerakan dari single leg lift. Awali gerakan ini dengan ayunan yang tinggi dari single leg lift dari
kaki kanan. Pada titik tertinggi ayunan, tekan dan lepaskan pegangan
dari tangan kanan dan segera ayunkan kaki kanan memotong di antara
tangan dan pelana kemudian pegang kembali (regrasp). Dengan
demikian kaki kanan ada di antara kedua tangan. Kemudian ayunkan kaki
kiri ke atas dan condongkan badan ke tangan kanan. Kemudian dengan
proses yang sama, ayunkan kaki kiri memotong tangan dan pomel. Capailah
sikap tumpu belakang. Kemudian lakukan hal yang sama untuk mengembalikan
kedua kaki kembali ke sikap atau posisi tumpu depan.
Mekanikanya:
Untuk membuat gerakan ini tinggi dan mengayun cepat, jalur dari gerakan
kaki dalam memotong harus menempuh jalur angular dari pada sirkular.
Jalur kaki tersebut harus ke atas secara diagonal dari satu sisi
kuda-kuda, kemudian turun secara diagonal pula, sehingga membuat garis
seperti V terbalik.
7. Single Leg Circle (Putaran Kaki Tunggal)
Gerakan ini merupakan kelanjutan dari single leg cut.
Setelah kaki kanan berhasil melampaui/memotong tangan kanan yang
dilepaskan pegangannya, segera pindahkan berat badan ke tangan kanan
yang baru saja menangkap kembali pelana, dan angkat tangan kiri dari
pelana bersamaan dengan mengayunkan kaki kanan, untuk kembali ke posisi
tumpu depan. Jadi gerakan ini adalah gerakan melingkar 1 putaran penuh
dari satu kaki. Single Leg Cut ini harus dikuasai dengan baik,
sehingga dapat dilakukan beberapa kali berturut-turut. Juga lakukan
latihan yang sama untuk kaki kiri. Mekanikanya: Sama seperti single leg cut. Biasakan
untuk mempercepat pelepasan dan penangkapan kembali pegangan pada
pelana, dan biasakan pula mempercepat pemindahan dari satu tangan ke
tangan tumpu lainnya.
8. Front Scissor (Guntingan Depan)
Gerakan menggunting yang sebenarnya dimulai dari single leg circle.
Ketika kaki kanan selesai melewati tangan dan pelana sebelah kanan,
ayunan kaki diteruskan ke sebelah kiri dibarengi dengan dimulainya
ayunan kaki kiri sehingga mengayun bersamaan ke satu sisi (kiri).
Pada titik tertinggi dari ayunannya ke sebelah kiri, kaki kiri segera
melakukan gerakan memotong ke depan dan kaki kanan memotong ke belakang.
Inilah yang disebut gerakan menggunting. Pada saat itu, tangan kirir
dilepas dari pelana dan ketika kaki sudah berpindah, tangan tersebut
segera menangkap kembali pelana di belakang paha kiri. Mekanikanya:
Untuk menampilkan guntingan yang mudah ke sebelah kanan, lengan kanan
harus memberikan dorongan yang kuat untuk mengangkat tungkai dan
panggul, demikian juga untuk gerakan ke sebelah kiri. Jika titik pusat
berat badan berada tepat di atas tangan yang bertumpu selama
menggunting, maka tidak ada kekuatan yang dapat dibangun dan gerakan
ayunan akan berhenti. Karenanya akan menguntungkan untuk menempatkan
panggul jauh dari tangan tumpu, mendekati pelana yang bebas. Sehingga
ketika pelana ditangkap kembali, panggul tersebut akan secara otomatis
mengayun balik ke arah pelana yang lain untuk melakukan guntingan di
sisi yang lain.
9. Back Scissor (Guntingan Belakang)
Hampir sama dengan front scissor, guntingan ke belakang meliputi dua kaki yang secara bersamaan menampilkan gerakan memotong dalam arah yang berlawanan. Gunting
belakang dimulai dalam posisi tumpu depan dengan tungkai mengayun ke
sebelah kiri. Kaki kanan memotong melewati tangan kiri di bawah kaki
kiri yang masih terangkat. Kaki ini kemudian bergerak ke sebelah kanan
bersamaan dengan memindahkan berat badan ke sebelah kiri. Kaki kanan
kemudian melewati tangan kanan dan pelana ke arah belakang, bersamaan
dengan kaki kiri yang memotong ke depan di bawahnya. Mekanikanya:
Adalah tidak mungkin melakukan ayunan pada gunting belakang ini
setinggi gunting depan. Karena itu, kecepatan tangan dalam melepaskan
pegangan dan menangkapnya kembali menjadi faktor yang sangat penting.
Catatan: Untuk memudahkan proses belajar, gerakan ini biasanya dimulai
dari posisi tumpu straddle satu kaki. Dari sikap ini kedua kaki diayun
bersamaan ke satu arah yang sama, baru mulai melakukan guntingan.
10. Loop Mount (Naik Melingkar)
Dari
berdiri pada salah satu ujung kuda-kuda dengan tangan kiri di atas kuda
dan tangan kanan terangkat di samping, lompatlah ke samping melingkari
ujung kuda. Pada saat yang bersamaan, tempatkan tangan kanan di samping
tangan kiri yang segera melakukan tumpuan dengan kuat dalam posisi tumpu
depan pada ujung kuda-kuda. Pada saat ini kaki dan panggul harus
diluruskan dan panggul harus tegak lurus dengan poros melintang dari
kuda-kuda. Lanjutkan gerakan ini dengan mengayun seluruh berat badan
pada lengan kanan, angkat kedua tungkai melewati kedua pelana dan tangan
kiri. Kemudian tangkap satu pelana dengan tangan kiri. Posisi akhirnya
adalah bertumpu dengan posisi tumpu belakang pada ujung kuda-kuda.
Mekanikanya: Meskipun agak sulit menangkap deskripsi gerakan di atas,
dapat dikatakan bahwa gerakan dalam loop mount adalah gerakan
sirkuler. Dari lompatan hingga posisi tumpu belakang tercapai, bagian
atas tubuh dan kaki harus bergerak dalam lingkaran yang sama tapi
berbeda arah. Lompatan awal harus menempatkan bahu di atas kuda-kuda,
sedangkan kaki jauh dari kuda-kuda
11. Flank Vault (Lompatan Flank)
Dari
posisi berdiri di belakang kuda-kuda dengan kedua tangan memegang kedua
pelana, lompat untuk memindahkan pusat berat badan ke atas kuda-kuda.
Bahu secara nyata condong ke arah kanan dan kedua kaki bergerak cepat ke
arah kiri. Lepaskan pegangan tangan kiri dan bertumpulah sepenuhnya di
atas tangan kanan. Pada saat ini tubuh pesenam berada dalam umpuan satu
tangan dengan tungkai lurus, ujung kaki lurus dan kaki rapat. Panggul
bagian samping adalah bagian tubuh yang terdekat ke kuda-kuda. Kemudian
lepaskan pegangan tangan kanan yang menyebabkan tungkai dan badan
meluncur ke bawah. Akhiri dalam sikap berdiri di depan kuda-kuda.
12. Half Flank Circle Mount (Naik dengan Setengah Putaran)
Gerakan ini identik dengan Flank Vault. Bedanya,
pada gerakan ini tangan kiri harus segera menangkap kembali pelana dan
kaki tidak turun ke lantai, melainkan berakhir dalam posisi tumpu
belakang
13. Half Flank Circle from Feint (Flank Setengah Lingkaran dari Feint)
Awali gerakan ini dari sikap tumpu Feint pada
kaki kanan. Kemudian secara cepat dan kuat ayunkan kaki kanan
melingkari kuda-kuda sampai bersatu kembali dengan kaki kiri.
Selanjutnya kedua kaki ini bersama-sama melewati pelana kiri dan tangan
kiri. Kemudian tangkap kembali setelah kedua kaki lewat dan berhenti
dalam sikap tumpu belakang.
14. Double Leg Circle (Putaran dua kaki)
Sama
dengan gerakan di atas, bedanya gerakan ini berakhir kembali dalam
posisi tumpu depan. Bararti kaki dan tubuh melingkari kuda-kuda sebanyak
satu putaran, dan di dalamnya terdapat duka kali pelepasan dan
penangkapan kembali pelana dari tangan kiri dan tangan kanan.
Mekanikanya:
Lebih cepat tangan kembali menangkap pelana, lebih singkat tubuh
ditopang oleh satu tangan dan itu akan memberikan posisi yang lebih
stabil. Bahu dan kaki harus terus bergerak dalam arah lingkaran yang
berlawanan dan harus selalu berada dalam sisi yang berbeda. Dengan kata
lain, ketika kaki berada di depan kuda-kuda, maka kepala harus berada di
belakangnya. Jika kaki ke kiri, kepala harus ke kanan. Namun demikian,
setiap waktu titik pusat berat badan harus tetap berada di atas pelana
0 komentar:
Posting Komentar