Dari daftar 209 asosiasi negara anggota, kita bisa melihat peta kekuatan dari masing-masing negara yang akan bertanding. Peringkat ini di-update secara bulanan. Untuk peringkat dunia FIFA terbaru, bisa Anda simak di sini.
Meskipun penting, peringkat dunia FIFA tak jarang membuat banyak kontroversi, terutama karena ketidakjelasan dalam perhitungannya.
“Bagaimana bisa sebuah negara A naik peringkat tanpa bermain sekalipun?”, “Mengapa negara B tidak naik satu atau dua peringkat setelah memenangkan pertandingan?”, atau “Apakah kita benar-benar berada pada tingkat yang sama dengan lawan kita?” menjadi pertanyaan yang tampaknya mendominasi pembicaraan setiap kali peringkat dunia FIFA dibahas.
Pada rilis terbaru saat tulisan ini dibuat, atau pada Maret 2015, kita bisa terheran-heran ternyata Cape Verde (Tanjung Verde) lebih hebat daripada Swedia dan Australia (sang juara Benua Asia).
“Ketidakjelasan perhitungan” adalah opini searah yang seringkali timbul dari orang-orang yang tidak (mau) mengerti, termasuk kami sendiri yang sering malas repot-repot menghitung (ups!).
Namun, kami sempat membahas mengenai perhitungan peringkat dunia FIFA ini ketika Swiss berhasil berada di peringkat 6 dunia.
Perhitungan yang digunakan untuk menentukan peringkat negara memang telah direvisi dalam beberapa tahun terakhir dan, meskipun masih rumit, memungkinkan setiap fans untuk mencari tahu bagaimana cara menghitung peringkat FIFA.
Berikut akan kami sampaikan rumus cara menghitung peringkat dunia FIFA secara lengkap dan komprehensif.
Menghitung poin dari setiap pertandingan
Poin peringkat yang diberikan untuk semua pertandingan internasional berkategori ‘A’ atau resmi dari kalender internasional FIFA, termasuk pertandingan persahabatan, dengan hasil yang memegang relevansi di peringkat keseluruhan untuk total 48 bulan ke depan.
Poin dihitung dengan menggunakan formula yang mengacu pada empat faktor: hasil pertandingan (M), pentingnya pertandingan (I), kekuatan lawan (T), dan kekuatan konfederasi (C).
Keseluruhan poin di atas dikalikan, dan akhirnya menghasilkan rumus:
Poin = (M x I x T x C).
Hasil pertandingan (M)Tiga poin diberikan untuk hasil kemenangan, satu untuk hasil imbang, dan tidak ada poin untuk tim yang kalah. Tidak ada juga pengurangan poin. Jika pertandingan berjalan sampai ke babak adu penalti, pemenang diberikan dua poin; dan tim kalah diberikan satu poin.
Pentingnya pertandingan (I)
Pertandingan internasional terpisahkan menjadi empat kategori. Sebuah pertandingan persahabatan sama dengan satu poin; kualifikasi Piala Dunia atau tingkat-konfederasi (Piala AFC, Euro, dll) sama dengan 2,5 poin; pertandingan di level-konfederasi atau turnamen Piala Konfederasi sama dengan tiga poin; dan pertandingan di Piala Dunia sama dengan empat poin.
Pertandingan persahabatan (termasuk kompetisi kecil): I = 1.0Pertandingan kualifiksi FIFA World Cup™ atau kualifikasi kompetisi konfederasi: I = 2.5
Pertandingan babak final kompetisi konfederasi atau FIFA Confederations Cup: I = 3.0
Pertandingan babak final kompetisi FIFA World Cup™: I = 4.0
Kekuatan lawan (T)Kekuatan lawan dihitung dengan mengurangkan angka 200 dengan angka peringkat dunia FIFA pada saat pertandingan. Misalnya, pertandingan timnas Indonesia melawan Kamerun pada Bulan Maret 2015 akan memberikan 151 poin, karena Kamerun saat itu berada di peringkat 49 dunia. Angka 151 didapatkan dari 200 dikurangi 49.
Dengan formula yang satu ini, kita jadi tahu bahwa jika kita bisa mengalahkan tim yang peringkatnya semakin tinggi, maka poin yang akan kita dapatkan akan semakin besar.
Pengecualian untuk negara manapun di peringkat 150 atau di bawah 150, akan diberi nilai 50. Misalnya saja menghadapi Samoa Amerika di peringkat 200, akan menghasilkan angka 50 alih-alih 0 (200 dikurangi 200). Begitupun mengalahkan Bhutan (peringkat 209) tetap akan menghasilkan angka 50, bukan -9 (200 dikurangi 209).
Kekuatan konfederasi (C)
Ketika menghitung pertandingan antara tim dari konfederasi yang berbeda, nilai rata-rata dari konfederasi di antara kedua tim akan digunakan. Kekuatan konfederasi dihitung berdasarkan jumlah kemenangan negara-negara konfederasi tersebut di tiga kompetisi Piala Dunia FIFA terakhir. Nilai-nilai mereka saat ini (Maret 2015) adalah sebagai berikut:
CONMEBOL (Amerika Selatan) 1.00UEFA (Eropa) 0.99
AFC (Asia), CAF (Afrika), OFC (Oseania), atau CONCACAF (Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Karibia) 0.85
Perhitungan akhirDalam menentukan jumlah poin akhir yang diperoleh dari sebuah pertandingan, maka semua faktor di atas harus dikalikan.
Sebagai contoh, Indonesia akan naik 385,05 poin dari hasil kemenangan mereka melawan Kamerun pada bulan Maret 2015. Mereka mengumpulkan tiga poin untuk hasil kemenangan (M), 1 untuk kepentingan pertandingan – yaitu pertandingan persahabatan (I), 151 dari peringkat 49 Kamerun dalam peringkat FIFA (T), dan 0,85 poin dari kekuatan konfederasi (C).
Skor akhir kemudian ditambahkan ke dalam rata-rata negara tersebut selama 12 bulan terakhir.
Sayangnya, pada pertandingan melawan Kamerun tersebut, Indonesia justru kalah, sehingga mereka tidak mendapat satu pun poin. Sementara Kamerun berhasil mendapatkan 127,5 poin.
Jika saja pertandingan berakhir imbang, kedua tim pastinya tidak akan mendapatkan poin yang sama. Indonesia akan mendapatkan 128,35 poin, sementara Kamerun hanya akan mendapatkan 42,5 poin.
Perhitungan keseluruhan
Semua hasil dalam 48 bulan terakhir akan dipertimbangkan. Arti penting dari hasil dalam jangka waktu empat tahun, akan dikelompokkan ke dalam potongan rata-rata dalam 12 bulan.
Rata-rata nilai hanya 50% dari nilai awal jika pertandingan sudah lewat 12 bulan, 30% setelah 24 bulan, dan 20% pada periode 36-48 bulan. Semua pertandingan yang berada di luar siklus empat-tahun tersebut tidak akan dipertimbangkan.
Hal ini dapat terjadi jika sebuah negara menderita kemerosotan dalam peringkat FIFA bahkan jika hasil yang terbaru bahkan merupakan serangkaian kemenangan. Hal ini biasanya terjadi karena poin yang diperhitungkan dalam rata-rata 12 bulan, jadi jika akumulasi poin dalam setahun terakhir belum tinggi, peringkat bias merosot karena hasil yang lebih baik dari empat tahun sebelumnya akan “didiskon”.
Sebagai pedoman, FIFA menyatakan: “Sering sekali tim yang kalah, atau seri, akan mendapatkan poin lebih sedikit. Selanjutnya, setiap tim yang mencatat kemenangan besar (misalnya gelar juara benua) akan menderita kerugian di peringkat FIFA pada 12 bulan kemudian jika mereka tidak mendapat banyak poin dalam pertandingan yang lebih baru.”
“Semakin lama pertandingan sudah berlalu, maka akan menjadi kurang penting untuk perhitungan peringkat. Hal ini berlanjut terus selama siklus empat tahun. Akibatnya adalah, mungkin untuk sebuah tim bisa saja mendaki atau jatuh dalam peringkat bahkan jika mereka tidak bermain sekali pun.”
Singkatnya, sebuah negara tidak harus bermain untuk naik atau turun dalam peringkat dunia FIFA. Sebuah hasil yang besar dari lebih dari setahun yang lalu akan menjadi kurang signifikan seiring berjalannya waktu dan bahkan dapat memiliki efek negatif, jika menang melawan negara-negara besar tidak terjadi secara konsisten.
Jadi, masih mau terus-terusan melawan Suriah, Indonesia? Atau sering-sering melawan Kamerun atau negara peringkat 50 besar FIFA? Yang jelas, karena kalah sama dengan 0 poin, maka pertimbangan akan sangat banyak. Semoga kita bisa senantiasa memanfaatkan kalender internasional FIFA dalam jeda internasional.
Bagaimana? Tentunya kita semua sudah paham, kan, arti penting dari jeda internasional? Setidaknya yang terdekat, akan berdampak langsung pada peringkat FIFA. Sementara perigkat FIFA untuk apa? Semoga jawabannya sesingkat ini: harga diri bangsa.
0 komentar:
Posting Komentar