1. Abdul Rodjak
Mengalahkan Takashima, petenis meja nomor satu Jepang, itulah Abdul
Rodjak ketika tampil di Kejuaraan Dunia di Sarajevo, Yugoslavia tahun
1973. Ketika itu Indonesia kalah 1-5. Bertahun-tahun Rodjak menjadi
pemain inti Indonesia di berbagai kejuaraan tingkat internasional.
Bahkan ketika Indonesia mencapai prestasi terbaik, peringkat ke-11 dunia
tahun 1973, Rodjak masuk skuad Merah Putih bersama Sugeng Utomo dan
Empie Wuisan.
TTL : Bandung, 12 September 1952
Prestasi : peringkat ke-11 Internasional 1973 Sarajevo, emas ganda putra Sea Games 1985, juara nasional 1974
2. Anton Suseno
Menyaksikan Anton Suseno berlaga di cabang tenis meja rasanya luar
biasa. Gaya bermainnya memiliki ciri khas yang jarang dimiliki oleh
pemain-pemain kita sekarang, defensif. "Dari hanya dikontrak 1000 dollar
sampai 2000 dollar setiap bulan," cerita Anton. Kepergiannya ke luar
negeri untuk menempa kemandirian dan kemampuan. Sikapnya itu diteruskan
oleh adiknya, Yon Mardiyono yang sempat bermain di Eropa juga.
TTL : Indramayu, 15 Desember 1971
Prestasi : dua medali emas Sea Games 1991, satu medali emas Sea Games 1993, lolos Olimpiade 1992, 1996, 2000
3. Diana Wuisan
Nama Diana Wuisan Tedjasukmana, S.H., M.M., bukan saja dikenal sebagai
atlet tenis meja nasional handal pada masanya yakni 1980-an, tetapi juga
dikenal sebagai pembina dan pengurus tenis meja bertangan dingin.
Sebagai atlet, Diana beberapa kali menjadi Juara Nasional, lalu beberapa
kali pula mewakili Indonesia pada SEA Games maupun Kejuaraan Asia
bahkan Kejuaraan Dunia. Banyak medali mulai dari perunggu, perak, bahkan
emas berhasil diraih dalam berbagai kejuaraan tersebut.
Pada pertengahan 1980an kemudian dipercaya membina PTM Sanjaya Kediri,
yang dalam perjalanannya berganti nama menjadi PTM Surya Gudang Garam
Kediri. Di tangan istri Empy Wuisan ini, atlet-atlet PTM Surya Gudang
Garam Kediri mengalami prestasi yang luar biasa. Dimulai dari masa atau
era Lingling Agustine, Rossy Syech Abubakar, Putri Hasibuan, Fauziah
Yulianti, hingga Christine Ferliani dan Silir Rovani. Di bagian putra,
keperkasaan PTM Surya Gudang Garam Kediri mulai diperhitungkan sejak
masa M. Al Arkam, Ersan Susanto, Deddy Da Costa terus hingga Moh.
Hussein dan Ficky Supit Santoso. Semua itu tak bisa lepas dari sentuhan
program dan pembinaan Diana Wuisan.
TTL : Jakarta, 17 Mei 1951
Prestasi :emas Sea Games 1979, tiga emas Sea Games 1981, dua emas Sea Games 1983
4. Empie Wuisan
Untuk mengetahui kiprah Empie Wuisan, sekarang tidklah terlalu sukar,
apalagi kalngan tenis meja. Hubungi saja Diana Tedjasukmana akan bisa
diketahui. Diana Tedjasukaman atau Diana Wuisan adalah Ketua Umum PTM
Surya yang juga Ketua pengurus PTMSI Jawa Timur.
TTL : Jakarta, 24 Juli 1950
Prestasi : empat emas Sea Games 1977, dua emas Sea Games 1979, peringkat
kedua beregu putra junior 1967 Kejuaraan asia, peringkat 6 Asia senior,
perak Asian Games 1978
5. Rossy Syeh Abubakar
Nama lengkap : Rossy Pratiwi Dipoyanti Syeh Abubakar
TTL : Bandung, 28 Juni 1972
Prestasi : dua emas Sea Games 1987, dua emas Sea Games 1989, empat emas Sea Games 1993, dua emas Sea Games 1991
6. Sugeng Utomo Suwindo
Berawal dari obsesi memiliki pusat latihan untuk anak dan remaja, obsesi
itu sekarang ini sedikitnya telah terwujud. Di komplek olahraga Ragunan
Jakarta, setiap hari ia menggembleng para petenis meja muda. Memang
arenanya belum merupakan pusat latihan nasional maupun regional
melainkan baru tingkat klub. Sinar Surya nama klub yang dilatihnya itu.
TTL : Banyuwangi, 17 Oktober 1947
Prestasi : 8 besar ganda Kejuaraan Dunia 1975, 6 besar ganda dunia 1975, 10 besar tunggal dunia 1969, 5 besar tunggal Asia 1970
legenda tenis meja indonesia
Written By iqbal_editing on Rabu, 07 September 2016 | 18.42
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar