profil timnas indonesia pratama dan utama

Written By iqbal_editing on Rabu, 28 Juni 2017 | 01.36

Timnas Indonesia Pratama dan Utama

Ketika bersekolah di SD (Sekolah Dasar), saya dan teman-teman pernah diberi pertanyaan oleh guru saya. Pertanyaannya begini: “Lampu rambu lalu lintas berwarna kuning itu artinya apa ya?”. Hampir semua menjawab: “Hati-hati”. Namun, dari semua itu, ada salah seorang teman saya yang menjawab: “Siap-siap”. Kontan saja, saya dan hampir semua teman saya menertawakan. Terkesan so benar, terlepas dari benar atau salah arti dari rambu lalu lintas tersebut.
Setelah agak besar, secara tak sengaja saya menemukan buku lama (baca: buku loakan yang kucel) terbitan dari penerbit besar tahun 1975. Di dalam buku tersebut terdapat “pertanyaan-pernyataan” bahwa lampu rambu lalu lintas berwarna kuning itu berarti siap-siap. [Entahlah apakah buku tersebut sekarang sudah direvisi atau tidak.] Ya, “penemuan” itu menjadi salah satu titik balik saya untuk menghargai pendapat orang lain. Karena, ternyata, jawaban teman saya itu mungkin berasal dari sumber bacaan yang berbeda dari kami (saya dan teman-teman). Karena sumber bacaan dan sudut pandang berbeda (dan kita tidak tahu) maka kita menganggap bahwa saya “benar” dan dia/mereka “salah”.
OK, saya memang tak membahas banyak soal itu. Sekali lagi, ini kan blog tentang sepak bola (Indonesia). Cerita tadi dimaksudkan untuk menggambarkan pengalaman saya ketika dalam awal-awal penelusuran data, saya ditanyakan: “Timnas Pratama itu timnas senior atau junior?”. Ketika saya menjawab: “Junior dan tergantung jamannya”, teman saya pun menyanggahnya, “Bukan, itu senior”. Ketika saya menjelaskan alasannya, teman saya itu tetap ngotot. Ya, bagi saya sikap seperti itu wajar-wajar saja. Setiap orang memang ada yang “keras kepala” dan ada pula yang “menerima”. Karena ruang diskusi itu tidak ada, maka di antara kita memegang pendapatnya masing-masing. Saya pun berupaya untuk menghargai perbedaan. [Orang lain mau menerima pendapat saya atau sebaliknya saya yang menerima pendapat orang lain.]
Nah, pembaca, sebetulnya ada masalah apa? Perihal timnas Indonesia Pratama dan timnas Indonesia Utama. [Saat itu, untuk menyebut timnas, kita menyebutnya tim PSSI atau PSSI saja.]
Jika berbicara tentang timnas Indonesia Pratama itu adalah junior sebagaimana yang saya katakan, itu melihatnya pada awal 1980-an. Coba saja perhatikan, timnas Indonesia seniornya adalah timnas Indonesia Utama (sebelumnya Tamtama). Timnas Indonesia Pratama? Tentu junior atau pelajar. [Istilah itu pun bisa ditafsirkan sama.] Suryamin misalnya, saat itu dimasukkan ke dalam timnas Indonesia Pratama. Yusuf Bachtiar dimasukkan ke dalam tim Galasiswa. Jadi, timnas Indonesia Pratama itu timnas junior, bukan?
Lalu, mengapa ada pihak yang menyebutkan bahwa timnas Indonesia Pratama itu merupakan timnas senior? Ya, itu pun tepat kalau kita melihatnya pada jamannya. Timnas Indonesia Pratama itulah yang mengikuti Pra Piala Asia 1980 yang bertanding pada 1979. Lalu, timnas Indonesia Utama yaitu timnas yang mewakili Indonesia di Piala Jepang 1979 (yang dipersiapkan ke SEA Games X/1979).
Jadi, di antara (Pra) Piala Asia dan SEA Games, timnas Indonesia manakah yang berlabel “A”? Jawaban atau perbandingannya kita bisa berkaca pada timnas Indonesia U-23 yang akhirnya diikutkan pada pertandingan terakhir Pra Piala Dunia 2010 melawan Suriah (skor 0-7). Mau tidak mau, NovanMediaResearch mencatat timnas Indonesia U-23 sebagai timnas “A”. Begicuuu….
Iklan

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik