perhitungan tie break dan koya sistem

Written By iqbal_editing on Senin, 12 Desember 2016 | 16.12

Tie Break dan “Koya Sistem” Solusi Penentuan Peringkat

Rasanya sudah banyak yang tahu apa itu TB alias “Tie Break” dan dari suku katanya saja kita sudah mafhum bahwa istilah itu kira-kira artinya : “memecahkan masalah” atau barangkali “problem solving”.
Dalam dunia percaturan TB alias Tie Break digunakan dalam pertandingan catur yang menggunakan Sistim Kompetisi (baik kompetisi setengah maupun kompetisi penuh) atau juga dikenal dengan Round Robin (all play all) dan diberlakukan manakala terjadi dua atau tiga pemain memiliki point yang sama, maka – salah satu – solusinya adalah TB tersebut, yakni dengan cara “menghilangkan point melawan pemain yang terendah”
Sebagai ilustrasi kami sajikan pada Bagan 1 table silang dari event “Kompetisi Promosi Degradasi Kabupaten Bogor 2005 putaran II” .
Dalam bagan 1 tersebut MN Endar Sakti Lubis dan MN Ricky Rismanto memiliki nilai tertinggi sama besar yakni 3,5 maka solusinya dengan TB (Tie Break) yakni “menghilangkan point melawan yang terrendah”, disini yang terrendah adalah Sudirman (no.1).
Jadi nilai TB Endar adalah 3,5 dikurangi 1 (menang dari Sudirman) = 2,5
Nilai TB Ricky juga sama (karena menang dari Sudirman): 3,5 – 1 = 2,5
Karena dengan perhitungan tsb. nilai TB masih sama, maka berlaku TB kedua, yakni “menghilangkan point melawan yang terrendah berikutnya” disini adalah Nandang Lukman (no. 2).
Endar : 2,5 dikurangi 1 (menang dari Nandang) = 1,5
Ricky : 2,5 dikurangi 0,5 (draw dari Nandang) = 2
Dengan demikian maka Ricky menjadi peringkat pertama dan Endar peringkat kedua.
Untuk memudahkan melihat dalam table silang, bisa dengan cara menutup kolom no.peserta yang terrendah pointnya tsb.
Dalam bagan tsb. juga terlihat bahwa Erdi Setiajaya dan Iman Bharata sama-sama memiliki nilai 2,5 Nah…silahkan hitung TB-nya, siapa yang berhak di peringkat ke 3 ?
===============================================
Kemudian selain TIE BREAK, akhir-akhir ini juga terdengar ada sistim Koya (KOYA SYSTEM), yang sudah disetujui pada “FIDE congress and General Assembly” di Elista, Republik Kalmykia, 5 Oktober 1998. Sebagaimana TB, Koya System ini juga dipergunakan pada Round Robin (all play all) untuk menentukan peringkat dari dua atau lebih pemain yang memiliki nilai sama, namun dengan solusi sbb. :
– menjumlahkan nilai yang diperoleh dari lawan-lawan yang memiliki nilai
50% atau lebih.
Jika dengan cara tsb. masih juga sama, maka diberlakukan urutan prioritas dibawah ini :
– Nilai yang diperoleh melawan “top score group”, jika masih sama maka :
– Nilai yang diperoleh melawan “next lower score group” jika masih sama
maka terus dicari dari lawan terendah berikutnya.
Jika dengan cara itu juga masih sama, maka dilihat dari hasil antar pemain ybs. (direct encaounter)
Jika dengan cara itu juga masih sama, maka dilihat dari banyaknya kemenangan dengan buah hitam.
Jika dengan cara itu juga masih sama, maka dilihat dari kemenangan dari lawan yang ratingnya tertinggi.
Jika dengan cara itu juga masih sama, maka pemain yang ratingnya tertinggi dinyatakan sebagai pemenang.
Sebagai ilustrasi kami sajikan Bagan 2 yakni table silang dari event “Calicut Grandmaster” April 1998, dimana MI Sasikiran dan GM Yurtaev sama-sama meraih 6,5 vp. Siapa berhak di tempat ke 3 dan siapa di tempat ke 4, menggunakan “Koya System” sbb. :
Event tsb. terdiri dari 11 babak, artinya 50%-nya adalah 5,5.
Dalam hal tidak ada pemain yang meraih 5,5 vp maka solusi dimulai dari 6 vp ke atas.
Disini silahkan pembaca melihat Bagan 3 dimana hanya dua pemain tsb. (6 vp) yang dihitung pointnya saat melawan pemain yang memiliki 6 vp ke atas.
Ternyata Sasikiran yang menang lawan Ziaur dan draw empat kali melawan Abijit, Yurtaev, Barua dan Adianto menghasilkan 3 vp.
Sedangkan Yurtaev yang menang lawan Adianto, draw vs. Ziaur Rahman, Sasikiran, Barua tetapi kalah dari Abijit menghasilkan 2,5 vp.
Dengan demikian maka Sasikrian berada di peringkat ke 3, Yurtaev ke 4.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik