perhitungan rangking dalam tenis

Written By iqbal_editing on Senin, 12 Desember 2016 | 17.31

Mengapa Roger Federer dipastikan tergeser dari Novak Djokovic Sebagai Pemain Peringkat 1 Dunia di akhir musim 2012?
Buat para penggemar tenis, kebanyakan dari kita sudah bisa menikmati sebuah pertandingan tenis hanya dengan berbekal pengetahuan-pengetahuan dasar seperti berapa jumlah poin yang dikumpulkan untuk memenangi sebuah game, set, dan pertandingan (match). Pengetahuan tersebut tentu dibekali lagi dengan pengetahuan akan istilah-istilah seperti deuce, ace, double faults,2nd serve,break point, tie break, match point, set point atau championship point, set, straight set, rubber set, dll. Jika kita juga suka mendengarkan komentator sambil menonton siaran langsung maupun tidak langsung pertandingan tenis di TV, streaming, atau rekaman di Youtube, tentu menonton akan lebih asyik dengan mengerti istilah-istilah yang sering digunakan dalam olahraga yang menggunakan raket besar ini, terutama jenis-jenis pukulan yang sering digunakan seperti forehand, lob, backhand, slice, down the line, drop shot, dll.
Dengan hanya mengetahui istilah-istilah yang saya sebutkan di atas, bekal kita sudah cukup untuk menikmati sebuah pertandingan tenis, bahkan sedikit-sedikit mengomentari jalannya sebuah pertandingan dengan kawan-kawan layaknya komentator bayaran di televisi.
Lebih dari itu, kita tentu tidak asing dengan istilah peringkat dunia seorang pemain atau sepasang pemain untuk ganda. Bahkan sebagian besar dari kita penggemar tenis tentu bisa di luar kepala menyebutkan pemain-pemain yang pernah menjadi peringkat satu dunia di akhir musim turnamen (musim resmi turnamen tenis dihitung mulai dari turnamen awal tahun sampai dengan ATP World Tour Finals untuk pria dan WTA Tour Championship untuk wanita di tahun kalender yang sama) sampai 10 mungkin 20 tahun ke belakang meski mungkin tidak hafal urutannya. Peringkat dunia tersebut diperoleh melalui poin-poin yang dikumpulkan di tiap turnamen yang diikuti pemain tersebut di musim bersangkutan.
Namun, berapa banyak dari kita yang mengetahui mekanisme perhitungan poin-poin yang digunakan untuk menentukan peringkat seorang pemain pada ranking dunia yang di-release oleh ATP untuk pria maupun WTA untuk wanita?
Yaah, memang ini bukan suatu informasi penting yang harus diketahui oleh kita yang memang tidak menggeluti tenis sebagai profesi tentunya. Tapi headline suatu berita di awal minggu ini Djokovic To Finish Year End World No-1 in 2012 cukup mengganggu saya sebagai seorang penggemar Roger Federer yang sampai saat ini masih melihat Roger Federer sebagai peringkat satu dunia (dengan poin 12315) diikuti oleh Novak Djokovic di peringkat dua (poin 11970) dengan masih menyisakan 2 turnamen ATP World Tour Master 1000 Paris (minggu ini, 29Oktober2012) dan ATP World Tour Finals di London (5November2012). Bagaimana bisa? Harusnya peluang masih sama besar dengan sisa dua turnamen tersebut, meski Roger dipastikan tidak ikut ATP Paris dan apalagi Djokovic sudah tersingkir di babak ke dua ATP Paris Rabu kemarin.
Mulailah saya mengadakan riset kecil-kecilan, dan saya mau bagikan hasil riset saya ke teman-teman pembaca komikmuda yang punya rasa ingin tahu seperti saya tetapi agak ’PR’ untuk baca-baca referensi serta riset kecil seperti yang saya lakukan beberapa jam ini. Dan berhubung saya lebih menyukai tenis pria (orientasi menonton tenis saya berubah sejak jaman saya kuliah) dibandingkan tenis wanita, saya hanya akan menjelaskan tentang penentuan peringkat di tenis pria. Cara perhitungan peringkat dan poin di tenis wanita mungkin sedikit berbeda, dan rasa ingin tahu saya saat ini belum cukup besar untuk sekalian mencari tahu tentang tenis wanita.
Jadi, bagaimana mungkin? Saya akan coba menjelaskan dengan mengutip referensi dari “2009 ATP World Tour Book Chapter IX, ATP Rankings”. Di situ dijelaskan dengan bahasa Inggris yang agak rumit yang maknanya saya terjemahkan secara ”bahasa Indonesia sehari-hari” sebagai berikut:
  1. ATP Rankings adalah metode yang digunakan untuk menentukan kelolosan seorang pemain ke suatu turnamen serta untuk menentukan peringkat unggulan pemain tersebut dalam turnamen tersebut untuk pemain tunggal dan ganda, kecuali untuk Turnamen Negara (saat ini dikenal dengan Piala Davis) dan ATP World Tour Finals (untuk ATP World Tour Finals mempunyai perhitungan tersendiri). Singkatnya, ranking ini digunakan untuk menentukan apakah seorang pemain lolos atau tidak ke suatu turnamen (contoh, ATP 1000 biasa diikuti oleh pemain dengan peringkat 30 besar dunia). Lalu setelah itu ranking-nya digunakan untuk menentukan undian yang terkait dengan peringkat unggulan pemain tersebut untuk menjuarai turnamen itu.
  2. Setiap pemain yang mendapatkan poin dari turnamen ATP berhak mendapat peringkat yang dihitung dari jumlah poin yang dikumpulkannya. Cukup jelas rasanya kalimat ini. Untuk jumlah poin yang didapat setiap pemain dari setiap pencapaiannya di tiap turnamen, silahkan klik disini.
  3. Poin yang dihitung adalah poin yang diperoleh dalam 52 minggu terakhir, kecuali poin yang diperoleh pada ATP World Tour Final yang akan otomatis di-drop pada hari Senin pertama setelah rangkaian turnamen ATP World Tour berakhir. Mengerti kalimat ini? Banyak yang berkerut keningnya? Oke, untuk penjelasan lebih gamblang bisa dilihat pada tulisan ini paragraf bawah setelah poin-poin ini.
  4. Ranking seorang pemain dalam ATP World Ranking ditentukan dari poin yang diperoleh nya dalam 19 turnamen-turnamen (18 jika pemain itu tidak lolos ke ATP Final) yang terdiri dari: 4 Turnamen Grand Slam, 8 hasil terbaik Turnamen ATP 1000, dan 6 hasil terbaik dari ATP 500 (salah satunya harus diikuti setelah US Open), ATP 250, ATP Challenger dan Futures Tournament. Tentu saja di sini kita tidak akan sering melihat pemain-pemain besar idola kita yang ikut turnamen ATP Challenger atau Futures. Sesekali mungkin ada di ATP 250.
  5. Pemain yang lolos ke suatu turnamen (karena peringkatnya yang dijelaskan di poin 1), tetapi tidak mengikuti turnamen tersebut, akan tetap di’hitung’ keikutsertaan nya dalam turnamen tersebut, dengan poin yang didapatkan pada turnamen tersebut nol (nihil). Contoh, Roger Federer lolos ke ATP Paris 1000 pada tahun 2012, tetapi tidak ikut serta pada turnamen tersebut, maka poin yang didapatkan adalah nol.
  6. Poin-poin lain dalam link tersebut tidak terlalu relevan dan lebih mengatur ke poin dari turnamen mana saja yang akan digunakan untuk perhitungan peringkat seperti jika seorang pemain mengikuti lebih dari 4 turnamen ATP 500, maka yang dihitung tetap hanya 4 hasil terbaik dari ATP 500 yang diikutinya. Untuk menghasilkan poin yang lebih bagus dari tipe turnamen yang sama namun berbeda tahun kalender, seorang pemain harus menunggu poin yang didapatnya pada turnamen yang lalu expired, baru poin barunya bisa digunakan. Dan sebagainya dan sebagainya.
Jadi, berdasarkan penjabaran di atas, mari kita lihat poin dari kedua pemain yang menjadi sumber ’masalah’ tadi. Per tanggal 29 Oktober 2012 Roger Federer mengumpulkan 12,315 poin termasuk 1,500 poin dari hasil menjuarai ATP Final tahun lalu, 1,000 poin dari ATP Paris 2011, 500 dari ATP Basel tahun 2011 dan 300 dari ATP Basel 2012 (detail lihat disini). Sedangkan Djokovic mengumpulkan 11,970 poin termasuk 200 poin dari ATP Final 2011, 180 poin dari ATP Paris 2011 dan 180 poin dari ATP Basel 2011 (detail lihat disini).
Berdasarkan poin 3 di penjelasan saya di atas, per tanggal 5 November 2012, saat seri ATP World Tour berakhir dan ATP Final dimulai, seluruh poin yang saya sebutkan di atas akan expired. Tahu dari mana? Kenapa tanggal 5 November 2012? Karena tanggal 5 November adalah hari Senin, dan per tanggal tersebut turnamen-turnamen tersebut di paragraf sebelumnya (Paris 2012 dan Basel 2012) sudah berakhir sehingga poin yang diperoleh dari turnamen yang sama di tahun yang lalu akan dihapuskan. Poin ATP Final kenapa ikut dihapus padahal ATP Final 2012 belum berakhir? Karena sesuai dengan kitab sucinya, khusus untuk ATP Final poin akan dihapus setelah seluruh rangkaian ATP World Tour berakhir.
Jadi per tanggal 5November2012 poin Roger Federer tinggal 9,315 dan poin Novak Djokovic masih sebesar 11,410. Sisa poin yang diperebutkan di ATP Final adalah 1500 poin jika juara. Jadi meski Roger Federer menjuarai ATP Final dan Novak Djokovic kalah di setiap pertandingan di tahap group, jumlah poin Roger Federer tidak akan bisa menyusul perolehan Djokovic.
Sedikit tercerahkan? Atau makin bingung?=P
Tambahan penjelasan:
  1. Sering kita mendengar bahwa jika seorang pemain menjuarai suatu turnamen di musim sebelumnya, di tahun berjalan dia harus mempertahankan poin nya. Sebenarnya dia tidak mempertahankan poin apapun, tetapi dia berjuang agar tidak ’minus’ karena poin maksimalnya dari menjuarai turnamen yang sama di tahun lalu akan hangus digantikan dengan poin baru yang lebih kecil di tahun berjalan apabila dia memperoleh hasil yang lebih buruk dari tahun lalu.
  2. Urutan kasta dalam rangkaian turnamen ATP dari jumlah poin yang didapatkan adalah Grand Slam, ATP Final, ATP 1000, ATP 500, ATP 250, ATP Challenger, dan Futures Tournament. Di luar ini turnamen dilaksanakan oleh ITF (Badan Tenis non profesional) dan turnamen nya biasa dikenal dengan turnamen satelit.
  3. Ada 8 Turnamen ATP 1000 yang mandatory, namun sebenarnya jumlah turnamen ATP 1000 ada 9 buah di mana ATP 1000 di Monte Carlo bersifat optional dan tidak wajib diikuti oleh pemain yang secara peringkat lolos ke turnamen tersebut.
  4. Pada situs ATP di bagian World Rankings, jika kita klik jumlah poin yang dihasilkan, maka akan terlihat detail poin tersebut dari turnamen mana saja. Di tabel perolehan poin tersebut kolom paling kanan, terlihat ada kolom dengan judul ’drop date’. Kolom tersebut maksudnya adalah per tanggal berapa poin yang dihasilkan dari setiap turnamen akan expired.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik