Pahami Rasa Takut Anda Terhadap Air
Cukup
banyak orang yang berani memasukkan kaki atau badan mereka ke dalam
air, namun tidak berani memasukkan wajah mereka ke dalam air. Mengapa ?
Jawabannya adalah hidung dan mulut. Kedua organ ini lah yang berhubungan
langsung dengan kebutuhan akan bernapas. Selain itu terdapat
indra-indra lainnya yang ikut memperbesar rasa takut kita terhadap air
yaitu mata dan telinga.
Hidung dan mulut
Hidung dan mulut merupakan pintu paling
luar dari saluran pernapasan. Mereka memiliki muara yang sama yang
kemudian mengarah ke saluran pernapasan ( trachea ). Oleh sebab itu kita bisa menggunakan keduanya dalam proses bernapas.
Hidung merupakan organ tubuh yang
memiliki sensitifitas cukup tinggi terhadap rangsangan dari benda asing.
Satu tetes air saja, jika masuk ke dalam lubang hidung sudah cukup
untuk membuat rasa yang sangat perih dan menusuk di hidung. Kondisi ini
lah yang paling sering menyebabkan kita masuk ke fase panik. Sedangkan
mulut tidak se-peka hidung terhadap rangsangan dari benda asing,
sehingga tidak akan menjadi masalah jika kemasukan air.
Untuk mengatasi kendala ini, maka
latihlah untuk menarik napas melalui mulut dan menghembuskannya melalui
hidung. Latih juga teknik adaptasi pernapasan yang lain sehingga anda semakin merasa nyaman di air. Latih teknik napas ini setiap kali memasuki kolam.
Mata
Seperti hidung, mata pun memiliki
kepekaan yang cukup tinggi terhadap rangsangan benda asing. Selain rasa
perih, mata juga dipersenjatai dengan sebuah gerakan reflek yaitu reflek
kornea. Jika ada benda asing menyentuh kornea kita, maka secara
otomatis kelopak mata akan menutup. Hal ini berlaku juga untuk air.
Sebenarnya ini merupakan reflek alami mata untuk menghindari mata dari
benda asing yang berbahaya.
Kepekaan rangsangan dapat kita kurangi
dengan membiasakan diri untuk membuka mata di dalam air. Tentu saja
apabila kualitas air tempat kita berenang tidak begitu baik, jangan
memaksakan diri untuk membuka mata. Menggunakan kacamata renang
merupakan solusi yang bijaksana.
Mengapa mata harus terbuka ?
Pernahkah anda memasuki sebuah ruangan
yang belum anda kenal dan gelap gulita, kemudian anda merasa sesak napas
seakan-akan sedang memasuki ruangan yang sempit. Padahal ketika lampu
dinyalakan ternyata ruangannya besar. Rasa sesak napas tadi merupakan
manifestasi dari perasaan cemas , belum lagi bayangan yang aneh-aneh
muncul di dalam pikiran kita sehingga menambah rasa cemas. Hal ini juga
berlaku jika kita di dalam air. Melihat suasana di dalam air merupakan
syarat mutlak dalam proses adaptasi.
Telinga
Tidak sedikit orang yang ragu untuk
berenang karena takut telinga kemasukan air. Mereka khawatir air yang
masuk ke dalam telinga akan masuk ke bagian dalam telinga sehingga
mengganggu pendengaran. Untuk menjawab pertanyaan ini silahkan melihat
gambar di bawah.
Kita lihat bahwa organ dalam telinga
tidak berhubungan langsung dengan udara luar karena dibatasi oleh sekat
yang kita sebut gendang telinga ( ear drum ), sehingga air yang
masuk ke lubang telinga tidak bisa masuk ke organ dalam telinga.
Kecuali pada orang-orang yang gendang telinganya sudah robek. Pada
keadaan ini penggunaan ear plug akan sangat membantu.
Rasa takut
Pada dasarnya perasaan takut terhadap air
karena kita menghadapi lingkungan yang baru. Saat di dalam air, kita
akan melihat hal yang berbeda, kita akan mendengarkan hal yang berbeda,
kita akan merasakan sensasi yang berbeda. Hal-hal yang berbeda inilah
yang sering meningkatkat kecemasan.
Pawang macan bisa mengatasi rasa takutnya
terhadap macan asuhannya karena beliau kontak langsung dengan si macan
untuk mempelajari dan memahami karakter dari si macan. Kapan dia lapar,
kapan dia ganas, kapan dia birahi tinggi dan bagaimana menaklukkannya.
Begitu juga air. Jika kita ingin memahami
air maka harus berada di dalam air, jangan melihat hanya dari permukaan
saja. Masukkan wajah anda kedalam air, dan nikmati perbedaan yang kita
rasakan. Jangan kaget bila perbedaan yang kita rasakan itu membuat kita
jadi ketagihan.
0 komentar:
Posting Komentar