Berikut saya jelaskan peraturan catur untuk orang buta atau tunanetra. Tentu
berbeda saat kita bermain dengan pemain yang normal yang mampu untuk
melihat, terdapat perlakuan khusus bagi para tunanetra, bahkan peralatan
catur yang dipakai pun juga berbeda seperti papan catur tunanetra yang
berlubang serta buah catur untuk orang buta yang dibawahnya ada penancap
ke lubang petak.
Berikut spesifikasi perlengkapan catur standar yang dipakai oleh pecatur buta atau tuna netra :
1. Papan catur setiap petaknya berlubang
2. Permukaan Petak hitam lebih tinggi daripada petak putih, untuk membedakan petak hitam dan putih
3. Buah catur ukuran standar, setiap buah terdapat batang penancap ke lubang petak.
4. Buah catur hitam diatasnya terdapat penanda, untuk membedakan buah catur hitam dan putih
E. Peraturan Main dengan Pecatur Buta
Peraturan Main dengan Pencatur Buta / Tunanetra atau Penglihatannya Terganggu
E1. Pimpinan pertandingan (Tournament Director) harus memiliki
kemampuan untuk mengadopsi peraturan-peraturan berikut sesuai dengan
kondisi setempat. Dalam pertandingan catur antara pemain yang normal
dengan pemain buta, kedua pemain dapat meminta penggunaan dua papan
catur, pemain normal menggunakan papan catur biasa, pemain buta
menggunakan papan catur yang dirancang secara khusus. Papan catur yang
dirancang secara khusus tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. Sekurang-kurangnya berukuran 20 x 20 centimetres;
b. Petak hitam permukaannya sedikit lebih tinggi;
c. Memiliki lubang pada setiap petaknya
d. Setiap buah catur diberi pasak dibawahnya agar dapat ditancapkan di lubang itu;
e. Buah catur didasarkan pada desain Staunton, dan buah hitam diberi tanda khusus
E2. Peraturan berikut berlaku untuk-pertandingan ini :
1. Langkah-langkah yang dijalankan harus diucapkan secara jelas,
diulangi oleh lawan dan dijalankan pada papan caturnya. Untuk membuat
ucapan tersebut sejelas mungkin, disarankan penggunaan nama berikut
sebagai pengganti huruf-huruf yang sama secara Aljabar;
A – Anna
B – Bella
C – Cesar
D – David
E – Eva
F – Felix
G – Gustav
H – Hector
Sementara untuk baris dari putih ke hitam hendaklah menggunakan angka Jerman :
1 – eins
2-zwei
3-drei
4 – vier
5 – fuenf
6 – sechs
7 – sieben
8 – acht
Rokade diucapkan “Lange Rochade” (rokade panjang dalam bahasa Jerman) dan “Kurze Rochade” (rokade pendek dalam bahasa Jerman).
Para perwira diberi nama : Koenig, Dame, Turm, Laeufer, Springer, Bauer
2. Pada papan pemain buta, buah catur dianggap disentuh jika buah itu telah dicabut dari lubangnya.
3. Langkah dianggap sudah “dijalankan” bila :
a. Pada waktu pemukulan, buah yang dipukul itu sudah dipindahkan dari papan catur pemain yang giliran melangkah;
b. Buah tersebut sudah ditancapkan pada lubang yang lain;
c. Langkah itu sudah diucapkan, barulah jam lawna boleh dijalankan.
Sepanjang yang menyangkut butir 2 dan 3, peraturan yang biasa berlaku
untuk pemain normal
4. Jam catur yang dibuat khusus bagi pemain buta dapat dibenarkan, Jam tersebut harus memiliki spesifikasi sebagai berikut :
a. Permukaan jam dilengkapi dengan jarum yang kuat dan dapat diraba,
dengan setiap 5 menit ditandai satu titik dan setiap 15 menit dengan 2
titik yang menonjol
b. Benderanya dengan mudah dapat diraba. Harus diperhatikan supaya
bendera itu ditata sedemikian rupa sehingga memungkinkan pemain beta
meraba jarum panjangnya pada menit 5 terakhir dari satu jam penuh
5. Pemain buta harus membuat notasi dalam huruf Braille atau tulisan atau merekam langkahnya pada sebuah tape recorder.
6. Kesalahan pengucapan pada pengumuman langkah harus dikoreksi secepatnya dan sebelum jam lawan dijalankan.
7. Apahila terdapat dua posisi berbeda pada kedua papan catur, maka
harus diperbaiki dengan bantuan pengawas dan dengan meneliti catatan
notasi kedua pemain. Jika kedua catatan notasi sama satu dengan yang
lain, pemain yang telah menulis langkah yang benar tapi menjalankan
langkah yang keliru, harus menyesuaikan posisinya agar sama dengan
catatan notasi.
8. Jika perbedaan seperti diatas terjadi dan kedua catatan notasi
ternyata berbeda, maka langkah-langkahnya harus ditelusuri ke saat
dimana kedua notasinya sama dan pengawas harus menyesuaikan kembali jam
caturnya.
9. Pemain buta berhak memiliki asisten yang mempunyai salah satu atau semua tugas sebagai berikut :
a. Menjalankan kedua langkah pemain pada kedua papan catur
b. Mengucapkan langkah kedua pemain
c. Membuat catatan notasi pemain yang tidak melihat dan menjalankan jam
catur pemain lawannya (dengan selalu mengingatkan Pasal 3.c)
d. Memberitahukan pemain buta hanya atas permintaan yang bersangkutan
tentang jumlah Langkah yang sudah dijalankan dan waktu yang telah
digunakan kedua pemain
e. Melakukan tuntutan apabila pemain normal sudah melampaui batas waktu
pikirnya dan memberitahukan pada pengawas kalau pemain normal sudah
menyentuh buah catur
f. Menjalankan formalitas yang diperlukan apabila pertandingan ditunda.
Jika pemain buta tidak memakai asisten, pemain normal dapat menggunakan
bantuan seorang untuk melakukan tugas-tugas seperti diatur pada butir 9 a
dan b.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar