goal ball

Written By iqbal_editing on Sabtu, 15 Oktober 2016 | 02.23

Goal Ball di perkenalkan pertama kali pada tahun 1946 di Austria. Goal Ball berada di bawah pengawasan IBSA - International Blind Sport Association. Pada tahun 1976 Goal Ball resmi masuk dalam cabang olahraga yang di pertandingkan dalam olimpiade Paralympics. Pada awalnya olahraga Goal Ball adalah untuk hiburan para korban perang dunia ke dua yang menjadi tuna netra. Cabang olahraga ini masih belum dikenal secara luas di Indonesia. Terbukti dengan tim Goal Ball Indonesia yang berlaga di Asean Para Games 2011 di Surakarta yang belum berpengalaman karena minimnya lawan atau sarana untuk berlatih menguji kepiawaian mereka dalam ber-goal ball.

Tutup Mata

Menariknya, selain bisa di ikuti oleh low vision, tutup mata dengan kain khusus yang di setujui oleh delegasi teknis IBSA yang tuna netra total pun harus ditutup matanya. Jadi sebenarnya orang awas pun bisa mengikuti pertandingan ini. Dengan mata tertutup artinya indera pendengaran akan di maksimalkan untuk menavigasi bola yang di dalamnya diberi semacam lonceng yang bersuara ketika bola bergerak. Dengan tutup mata ini sebenarnya mengingatkan dengan lomba atau hiburan 'masangin' - masuk di antara dua beringin di Alun-alun Kidul Keraton Yogyakarta yang juga banyak digemari.
Goal Ball jika dikembangkan secara kreatif bisa jadi olahraga alternatif untuk terapi kepekaan dan ketangkasan ketika dalam keadaan gelap gulita. Hanya mengandalkan pendengaran, dan tentu dengan tritmen-tritmen tertentu secara psikologis, Goal ball bisa menjadi alternatif hiburan yang menyenangkan. Meskipun dalam hal ini tuna netra akan menjadi ahlinya, namun bukan hal sepele ketika orang biasa dapat melakukannya untuk mengasah empati dan mengasah ketangkasan dalam keadaan yang sangat minimal. Dengan olahraga goal ball ini tentunya jika bisa di buat sepopuler mungkin akan bisa menepis tahayul tentang aktivasi otak tengah yang bisa mengeruk duit klien jutaan rupiah tersebut.
Video of ARJ_rYCqA9o

Lapangan Goal Ball

Lapangan Goal Ball harus disesusaikan dengan kebutuhan tuna netra atau manusia dengan mata tertutup. Seperti kehalusan dan kerataan lantai agar tidak membuat cedera dan memudahkan navigasi. Batas-batas atau garis-garis di lapangan pun harus di buat dengan plester yang di bawahnya ada senarnya untuk memudahkan para pemain berorientasi. Karena orang yang buta sejak lahir hanya akan bisa memahami dengan penandaan yang tepat dan sistematis, berbeda dengan low vision ataupun orang awas yang mungkin hanya dengan garis biasa dapat memahami dengan benar. Setting dan peralatan pun harus merunut dengan aturan yang sudah di tetapka oleh IBSA.
Lapangan Goal Ball memiliki panjang sekitar 18 meter dan lebar 9 meter, dengan gawang selebar 9 meter di ujung lapangan. Pemain Goal Ball terdiri dari tiga orang sekaligus sebagai penyerang maupun penjaga gawang. Bola di lempar ke gawang musuh dengan tangan dan kecepatan sekuat-kuatnya untuk menembus pertahanan lawan. Agar memudahkan navigasi bola maka lonceng di dalam bola akan membantu para pemain untuk mengetahui keberadaan bola tersebut.
Dalam pertandingan-pertandingan kemarin memang atlit dari Malaysia dan Thailand terlihat sudah sangat berpengalaman dan memiliki skill yang memadai. Didukung dengan latihan yang rutin dan memang dipersiapkan untuk menjadi pemain goal ball yang tangguh. Mereka tidak segan dalam melatih para atlitnya, pun sepertinya dukungan lembaga tempat mereka bekerja seiring sejalan dengan kemauan pemerintahnya untuk memajukan difabel dalam segala hal. Bukan hanya di Goal Ball namun dalam cabang olah raga lainnya pun kedua negara tersebut terlihat cukup bagus dalam melayani dan memfasilitisasi para atlitnya, dengan peralatan yang bermutu tinggi.

Quiet please

Kata-kata ucapan wasit 'Quiet Please' sangat mengena dan berkesan sekali, terutama memang dalam aturan yang disebutkan untuk menyaksikan pertandingan goal ball. Hal ini untuk menjaga agar orientasi pemain terhadap posisi bola saat begerak tidak terganggu. Namun setelah terjadi goal pun atau sebelum wasit mengeluarkan aba-aba 'quiet please' penonton memiliki kesempatan untuk menyoraki dan menyemangati para pemain yang sedang berlaga.
Jangan dikira olah raga ini lembek atau halus, kecepatan dan kelincahan para atlet dalam serve bola untuk di masukkan ke gawang lawan dengan melemparnya seperti bowling sungguh menakjubkan, kadang dengan aksi berputar atau gaya yang menghasilkan tenaga lempar yang kuat. Di hadapi dengan teknik mempertahankan gawang agar bola tidak masuk, ketika aksi mirip pinalti pun kiper bisa terbang dan menerkam bola secara tepat meski dengan keadaan mata tertutup.
Olahraga ini benar-benar sangat positip, menghibur dan tidak beresiko tinggu apabila dilakukan dengan wajar dan bisa untuk melatih kepekaan serta ketangkasan kita dengan mata tertutu bagi orang yang tidak buta. Namun mengapa di negeri kita olahraga ini kurang dimaksimalkan sementara efek positifnya sangat bermanfaat bagi para atlet apapun.

Shatirao atlit Goal Ball Malaysia

Shattirao namanya, sejak kelas 6 SD sudah giat berlatih goal ball setiap hari sabtu dan minggu. Dia tinggal di Penang Malaysia dan bekerja di sebuah NGO dalam bidang IT yang menyiapkan tuna netra untuk mandiri. Shattirao bekerja di NGO tersebut memproduksi audio book untuk tuna netra. Atlit low vision keturunan India ini sangat energik dan terlihat dalam penampilannya di lapangan yang membawa negaranya meraih medali perak dalam cabang olah raga Goal Ball di Asean Para Games 2011 di Surakarta, Jawa Tengah.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik